Me Time di Saat Pandemi

Selama 2 tahun belakangan, sejak awal merebaknya pandemi COVID-19, aku mulai mencari hobi baru yang tidak membuatku merasa bersalah karena buang-buang waktu. Apalagi di masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), untuk pertama kalinya, aku mengalami gangguan kecemasan. 

Pembatasan Sosial Berskala Besar
Sumber: Pinterest

Demi meredam pikiran negatif, mulai lah aku mencari kegiatan produktif yang bisa membuatku sibuk. Bernilai kebaikan di sisiNya dan tak buang-buang waktu. Apa saja kah itu? Ini dia list hobi yang pernah aku coba tekuni: 

1. Memasak

Pilihan pertama yang paling simple. Aku ga ada bakat sih sebenarnya. Tapi aku punya kemauan besar untuk makan hasil olahan tangan sendiri. Hoho. Selain itu, anak udah bisa ditinggal main, ga ada job sama sekali, alias terpenjara di rumah sekian pekan. 😭 Makin kuat deh keinginanku untuk berkreasi di dapur. 

Tampilan halaman awal aplikasi Cookpad
Screenshot Halaman Awal

Nah, kebetulan aku udah lama pantengin aplikasi cookpad, setiap hari, kutandai rencana masak yang bahannya tersedia di rumah. Selain masak lauk, aku juga senang banget buat kue. Aku jadi pengen share resep favorit nih, insyaaAllah. 🤭 

Kira-kira tuh, mulai April sampai masuk Ramadhan tahun 2020 kemarin, aku rajin banget eksekusi resep baru. Alamat aku jadi pandai masak, wkwk. Sebelumnya, masak sayur bening aja berat banget kaki ini melangkah ke dapur. Gimana mau masak kalau yang di pikiran cuma game online, hadeh. Haha. Untunglah masih ditolong Allah melepaskan diri darinya.💃🏻 

Untuk saat ini, aku udah ga main cookpad lagi. Kecewa berat, mereka update dan melakukan perubahan besar-besaran. Mulai dari tampilan awal, beranda, bahkan fitur favoritku, "masakan yang pernah dicoba" (gitu kira-kira nama fiturnya), dihapus tanpa pengganti. 😑 Padahal dengan fitur tersebut, kita bisa ceklis resep yang sudah dibuat dan akan tersimpan otomatis sebagai masakan yang pernah dicoba. 

Sampai sekarang, aku menunggu mereka mengembalikan fitur tersebut. 🏋🏻‍♀️ 

2. Menjahit

Saat memasak sudah menjadi rutinitas, aku mencoba hal baru lagi, menjahit. Mulai dari memperbaiki pakaian yang longgar, robek, aku melatih kemampuanku menjahit manual dengan lurus. Dan... 

Udah itu aja, HAHAHA. 

Yah gimana yak, menjahit itu butuh koordinasi tangan dan mata yang baik kan? Aku ga memiliki itu, bahkan, menggunting kertas pun mesti bengkok. Padahal menurutku, menjahit ini profitable. Ada banyak model pakaian yang kuinginkan, tapi belum kutemukan jodohnya. Belum lagi DIY yang tersebar di semesta pinterest. Cantik-cantik, huhuhu. 

Kalau kalian punya kesabaran dan ketekunan, motorik halus yang jempolan, dan kepekaan sense of beauty, cus ajalah ambil bagian di bidang ini. 

3. Bullet Journal

Contoh isi bullet Journal
Sumber: Google

Wah, hampir saja hamba membeli paket brush pen merek Brushables, sebelum kehamilan datang menghalangi keinginan itu, haha. 

Awal ketertarikan dengan bullet journal atau bujo, karena aku merasa jadwal harianku sangat berantakan. Selalu ada hal luput dikerjakan. Akhirnya, aku browsing lah sana sini, pantengin youtube, dan berlabuh di blog kak ewafebri. Aku tertarik sekali dengan bujonya kak Ewa. Mudah ditiru untuk pemula, tapi tetap eye catching. Iya, soalnya dia gambar sendiri, ga pakai stiker kayak para bujo sultan tutorialkan di Youtube, wkwk. 

Sayang, hanya 2 bulan sahaja bujoku terisi. 😅 Aku kemudian merasa mual tiap melihat binder, tempat pensil, dan seisinya. I'm too fond with it. Yang akhirnya membuatku benci ketika hamil. Begitu lah ngidam. Dia merubah semua yang kita suka menjadi tak enak dipandang. Sampai sekarang aku ga sanggup lihat binder dan pulpennya. 

4. Desain Flyer 

Karena nomor 2 tak berhasil, aku mencoba terjun di aplikasi canva. 🤭 No repot-repot deh. Sudah bertebaran template gratis yang kece abis, aku tinggal modif dikit. Aku bahkan menerima job untuk membuat flyer motivasi pekanan di salah satu kelas online. Alhamdulillah, bertahan disana beberapa bulan. 

Menghafal al Qur'an adalah tentang kesetiaan

Dan lagi-lagi, karena ngidamku itu ga tahan lihat hp, aku berhenti. Pas usia kehamilan 4 bulan saat aku udah merasa nyaman dengan hp, mulai lah aku mendesain kembali untuk konsumsi pribadi.  

5. Blogging

Saat kutahu bahwa anxiety bisa diredam dengan menulis, aku segera mencari platform nulis yang asik. 

Ciri-ciri asik itu kayak gimana emang? Desainnya harus bisa diotak atik sekehendak pemilik; mudah untuk berinteraksi dengan sesama blogger; dan mudah dioperasikan, baik untuk menulis atau mendesain blog itu sendiri. 

Nahplatform Wordpress sebenarnya pantas untuk masuk nominasi. Karena di  aplikasinya itu, kita bisa blogwalking, dan tempat nulisnya amat sangat user-friendly. Multifungsi! Aku sudah pernah membangun 2 rumah disana. Tapi karena templatenya terbatas, dan kalau mau diupgrade harganya banting tulang, maka aku gulung tikar.

Baru lah nanti di blogspot, aku merasakan kebebasan. 💃🏻 Template gratis melimpah, di abah google. Cuma sekarang, yang mobile friendly untuk template feminine, hampir ga ada. Padahal, di awal tahun 2020, masih banyak template incaran yang bisa mode seluler. Kekurangannya blogspot yah itu, ga banyak fitur yang disediakan di aplikasi. Endingnya kita harus nulis di browser juga. Kemudian blogwalking melalui komunitas di medsos. 

Ini kalau dilanjut, bakal panjang, haha. Biarlah di postingan selanjutnya, insyaaAllah. Sekian blogpost perdanaku.Terimakasih sudah membaca sampai sini. 😆 Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar ya. 🧚