Tadabbur Surah Al Baqarah Ayat 148


وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَاۖ فَٱسْتَبِقُوا ٱلْخَيْرَٰتِۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Penjelasan Ayat

Ada 3 poin penting yang bisa saya tangkap. Yang pertama:

Allah menyebutkan bahwa setiap umat mempunyai kiblatnya masing-masing. 

Yaitu Bani Israil menghadap ke Baitul Maqdis, dan kaum Nasrani menghadap ke Timur. Namun, kiblat yang Allah ridhai hanya satu, yaitu kiblat orang-orang mukmin yang menghadap kepadaNya. 

Ayat ini juga masih melanjutkan pembahasan dari ayat 142, pembuka juz 2, tentang perpindahan kiblat. Sebelumnya, kiblat kaum Muslimin sama dengan kaum Yahudi, yaitu Baitul Maqdis. Sehingga ketika turun perintah berpindahnya kiblat ke arah Masjidil Haram, kaum musyrikin, Yahudi, dan kaum munafik mengingkari dan mencemooh perpindahan kiblat tersebut. 

Mereka sudah menjadikan batu-batu dan bangunan sebagai pokok agama. Padahal, keutamaan suatu arah, bukan karena zatnya itu sendiri, melainkan karena ia adalah pilihan dan ketentuan dari Allah.

Anjuran dari Allah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. 

Berlomba atau berkompetisi memiliki makna berusaha mendahului orang lain. Secara bahasa, berarti, bersegera dalam mentaati, menerima, dan mengikuti perintah Allah. Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyampaikan, 
Bersegeralah melakukan amal-amal saleh (kebajikan). (Sebab) sebuah fitnah akan datang bagai sepotong malam yang gelap. Seseorang yang paginya mukmin, sorenya menjadi kafir. Dan seseorang yang sorenya bisa jadi mu’min, paginya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan harga dunia.” 

Wal iyadzubillah. Hadits ini menunjukkan betapa beratnya perjuangan mempertahankan keimanan di akhir zaman. Terang dan gelap tidak jelas lagi, hingga orang yang paginya masih beriman, sorenya bisa menjadi kafir.

Sebab itu, selagi masih ada kesempatan, terbetik dalam hati dan pikiran untuk berbuat kebaikan, SEGERALAH KERJAKAN. Jangan ditunda sekedip pun, karena ketika itu terjadi, syaitan akan masuk dengan sangaaat halus yang akan menggagalkan niat baik kita.

Potongan ayat فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِۚ juga bermakna agar umat Muslim tidak memedulikan fitnah dan cemoohan orang-orang yang ingkar. Yang harus dikerjakan adalah berlomba-lomba meraih keridhaan Allah dengan mengerjakan yang diperintah dan dicintaiNya. 

Di mana saja kalian berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. 

Yakni, perhitungan serta pembalasan terhadap seluruh amal perbuatan manusia selama hidup di dunia akan dibalas seadil-adilnya. Dia juga berkuasa untuk menghimpun manusia dari berbagai celah muka bumi, sekalipun jasad dan tubuh bercerai-berai. Tidak ada yang dapat melemahkanNya, untuk mengumpulkan manusia di hari pembalasan. 

Refleksi Ayat

Ayat yang membahas perpindahan kiblat rupanya cukup panjang, ya. Itu berarti perpindahan tersebut amat berat, terutama oleh mereka yang fanatik terhadap kiblat sebelumnya di Baitul Maqdis. 

Mereka juga diuji dengan perkataan kaum Yahudi, "Perpindahan kiblat menunjukkan Muhammad masih berpihak kepada agama kaumnya dan kecintaan terhadap negerinya." Dan cemoohan orang munafik yang menuduh Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak berpendirian, berada dalam keragu-raguan. Sementara pihak musyrik berkata," Umat muslim telah berpindah kiblat sama dengan kita, dan akan kembali ke agama kita."

Berbagai ujian perpindahan kiblat tersebut Allah berikan untuk memisahkan siapa saja yang akan mengikuti perintah dan siapa membelok. Sebab selain cemoohan orang-orang ingkar, manusia pada umumnya juga sulit merubah dan meninggalkan kebiasaannya. 

Beruntunglah yang diberi hidayah oleh Allah, mereka tidak akan mempersulit hal tersebut, karena semua arah itu milikNya. Dia berhak untuk menentukan kemana saja arah kiblatnya. 

Jadi, pastikan diri kita saat mengetahui perintah atau larangan Allah yang menyelisihi kebiasaan dan adat sekitar, tinggalkan dan ikuti petunjukNya. Jangan ragu dan banyak berkontemplasi. 

"Hal-hal bersifat prinsip seperti perkara aqidah dan ibadah yang sudah pasti aturannya, ikutilah dengan penuh keyakinan."

Allah kemudian meminta kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Tidak menghabiskan waktu dengan mendengarkan ucapan orang-orang yang ingkar dan munafik. Kerjakan saja kebaikan dan amal shaleh untuk mengalahkan mereka di dunia dan akhirat.

Sebab nanti, akan ada peradilan yang paling adil untuk semua umat manusia. Baik dia mati dalam keadaan tercerai berai, hilang diterbangkan angin, atau tersembunyi di celah bumi, Allah pasti akan mengumpulkan semuanya.

Action Plan

Setelah mengetahui maknanya, saya perlu merumuskan apa yang akan saya lakukan untuk mengamalkan ayat ini.
  1. Mematuhi langsung perintah dan laranganNya, tidak banyak bertanya. Biar syaitan tidak sempat menyebarkan keraguan dalam hati. Kecuali ya, untuk mengambil pelajaran dan mengajarkannya. 
  2. Bersegera! Bersegera melakukan sejak terbetik untuk berbuat baik.
  3. Tidak menunda-nunda pekerjaan.
  4. Berusaha dalam urusan dunia untuk mengalahkan orang-orang kafir.
  5. Berjiwa kompetitif perihal ibadah dan amal shaleh. Disini sajalah kita dibolehkan untuk melihat keatas dan iri padanya. 
  6. Terakhir, takut untuk bermaksiat karena merasakan dan menyadari kehadiran Allah yang kita tidak luput dari pandanganNya. Sedetik pun.