Ramadhan Bersama Adik

Aku ga bisa bilang tanpa orangtua, karena toh kami masih sama-sama merayakan ramadhan dan lebaran meski terpisah jarak. Namun, benar adanya kalau rasa sepi itu melingkupi kami, khususnya aku si penopang hidup adik-adikku.

Sebagai satu-satunya orang yang telah menikah sekaligus status kakak tertua, aku punya kewajiban tak tersurat untuk 'mengurus' adikku si generasi Z. Aku juga termasuk sih, tetapi ada pengecualian :) Seperti yang umumnya dialami oleh manusia dilimpahi kemudahan dalam hidup, adik-adikku butuh lecutan untuk bergerak.

Satu-satunya hal yang dapat membuat mereka bergerak tanpa perintah adalah internet down. Sungguh hanya itu saja! Bilamana hidup ini sudah tak ada lagi Internet, tentu generasi Z tak bisa diolok-olok lagi. Sebab mereka akan produktif dengan sendirinya. Tidak ada lagi goal yang dikejar dalam game atau kebutuhan sosialisasi penuh kebebasan.

You can be yourself all out in Twitter (something like that).

Meski lelah mengarahkan, jujur, aku tetap bersyukur dengan keadaan adik-adikku. Setidaknya mereka tak pernah membantahku, kan? Bukankah mengerikan bila aku mengajak mereka mengerjakan kewajibannya lalu mereka berpaling sambil bermisuh-misuh? Naudzubillahi min dzalik.

Semoga lepas umrah kedua orangtuaku insyaaallah, Allah memudahkan aku dan adikku, menerima hidayahNya untuk menggunakan seluruh waktu dengan hal-hal yang diridhaiNya. Tidak kembali sebelum mengenal, mencintaiNya, dan menyebarkan cinta pada Rabb Allah ke seluruh penduduk bumi.