Mengajar, Belajar, Mengasuh dan Merawat Diri

Halo teman. Sudah lama aku tidak menulis di blog. Rasanya aku perlu pemantik terus untuk dapat menulis dengan rutin disini. Banyak hal yang aku lewati, alhamdulillah masih dalam penjagaan dan perlindungan Allah tentunya. Semua yang aku lalui kemarin, berputar pada 4 hal saja sebagaimana yang kalian baca di judul.

Aku.. entahlah. Aku bingung. Aku bersyukur tentu saja karena masih dapat bekerja. Malah sekarang kondisi time managementku lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya. Semuanya berkat Allah yang memanduku melalui aktivitas membuka hari dengan menghafal al Qur’an. 

Aku senang. Tapi aku bingung.

Aku ingin olahraga untuk memperbaiki indeks berat badan tubuhku yang turun sekilo dalam sebulan. Apakah karena stres oleh pekerjaan atau memang makanku yang kurang, aku tidak tahu. Yang pasti saat ini aku sedang berjuang mengonsumsi karbo dan protein lebih banyak dan lebih sering dari kemarin.

Aku ingin sekali berada di garis normal. Sungguh! Dengan memiliki berat badan normal, aku insyaaAllah lebih kuat lagi mengerjakan kebaikan. Kalau kurus seperti ini kan jadi cepat capek plus mudah kena flu. Entah sudah berapa ronde terlewat oleh flu yang terus menyerang.

Aku mau olahraga tiap hari. Tapi kapan? Lail agak aneh rasanya mengeluarkan keringat di waktu tersebut. Subuh? Padaaat. Pokoknya pagi itu super sibuk terutama di hari kerja. Sore lebih-lebih. Aku harus memasak untuk makan malam. Baiklah, kalau begitu pilihan terakhir, sebelum tidur? HHHH. Pass! Nulis diary aja ga sanggup, apalagi olahraga :( 

Tuh kan, jadi kapan dong huhuhu.

Aktivitas mengajar mengambil banyak porsi dalam hidupku. Maksudku, ia benar-benar menguasai pikiranku sehingga lepas dari sekolah, otakku masih saja riang gembira menyelami masalah di sekolah. Tak henti-hentinya! Bahkan shalat tak khusyuk tersebab pekerjaan. 

Padahal aku ingin sekali menulis. Aku ingin sekali merasakan nikmatnya bermain kata, meliuk-liukkan frasa di blogku ini lalu menikmati tulisannya di akhir pekan. Sepertinya dengan menulis aku bisa membersihkan pikiranku dari berkas-berkas sampah. Dengan menulis mungkin saja aku bisa shalat lebih khusyuk.

Tapi,- Ada tapi lagi kan.

Aku tidak sedang membuat excuse. Jujur setelah memiliki anak toddler, menulis menjadi aktivitas langka. Terlalu langka sampai aku tak merasakan kehendak menulis itu lagi saat sedang dijejali 4 hal di judul. Ahnaf butuh aku yang hadir totalitas. Termasuk sebelum tidur, sehingga menulis diary sebelum tidur adalah hal mustahil untuk dilakukan.

Jadi kapan waktumu bisa menulis?

 Sepertinya hanya di waktu Lail saja. 

Sedih. 

Aku sedih karena menulis diary setelah tidur itu berbeda jauh dengan menulis dalam keadaan peristiwa hari itu masih panas-panasnya. Ibarat film, tidur itu artinya ending. Udah berakhir kisah kemarin dan siap membuka lembar baru insyaaAllah. 

Jadi kapan aku harus menulis diary? 

Malam. Malam sebelum tidur biar langsung tidur huhu. 

UDAH DEH NYERAH.

WEEKEND AJA WAKTU NULISKU INSYAAALLAH. BISMILLAH, BERSIH-BERSIH OTAK.