Mengapa Saya Mengalami Stillbirth?


Di hari yang harusnya bahagia mendengar tangisan bayi baru lahir, aku mau tidak mau harus menerima bayiku lahir tanpa suara. Stillbirth. Atau IUFD (Intra Uterin Fetal Death). Kematian bayi saat lahir.

Tidak ada penjelasan pasti penyebab bayi meninggal dalam kandungan setelah lewat 20 minggu, seperti yang dilansir orami.co.idTapi menurut mereka, bayi lahir mati dapat disebabkan oleh kelainan plasenta, terlilit tali pusar, infeksi pada ibu, preeklamsia atau tekanan darah tinggi, dan kelelahan atau kurang istirahat. Dari kelima kemungkinan tersebut, penyebab utama aku mengalami stillbirth bisa jadi karena infeksi saluran kemih. Seperti yang pernah kuceritakan disini

KEPUTIHAN HIJAU AKIBAT INFEKSI SALURAN KEMIH

Keputihan hijau ini rupanya diakibatkan oleh infeksi saluran kemih, berdasarkan hasil tes urine yang saya lakukan. Namun, Abah yang berprofesi sebagai dokter penyakit dalam tidak memvonis saya seperti itu. Ibu saya juga yang pernah mengalami hal sama, alhamdulillah dapat melahirkan anak bungsunya dengan selamat. Di usia 41 minggu.

SUDAH LEWAT BULAN (?) 

Dari hasil USG di dokter pertama, akhir bulan September, usia kandunganku masih belum cukup bulan. Baru 34 week. Ditambah berat janin terlampau ringan, hanya 2,1 kg. Selang 2 pekan kemudian, saya kembali periksa di dokter lain dekat rumah. Mengejutkan, hasil USG memperlihatkan kondisi air ketuban mulai keruh dan ari-ari menua. Usianya bahkan sudah masuk 40-41 minggu! 

Gak habis pikir, bagaimana bisa usianya dari hasil USG kedua dokter bisa berbeda jauh seperti itu! Apa ada yang salah dengan alat di dokter pertama? 

SERING KONTRAKSI PALSU DI TRIMESTER 3 

Aku sudah merasakan kontraksi palsu sejak usia kehamilan 7- bukan, bahkan di usia 6 bulan aku sudah merasakannya. Kata dokter pertama, infeksi yang kualami memicu kontraksi palsu, sehingga ketika kontraksi itu makin sering terjadi di trimester 3, kuanggap saja sebagai hal normal. Selama belum ada kontraksi kuat dengan jarak dekat, aku berjanji untuk tidak ke rumah sakit. Bukan karena aku mengikuti saran-saran dari internet, lebih karena ingin menghindari pemeriksaan dalam! Demi itu! Aku rela membiarkan kode cinta yang anakku berikan... Bahkan perasaan tidak enak pun kuabaikan. 

ADA GERAKAN YANG SANGAT KUAT LALU HILANG UNTUK SELAMANYA.

Ya Allah... Betapa besar kuasaMu... Sejelas apapun petunjuk itu, jika sudah tertulis di lauhul mahfudz bahwa anak perempuan pertamaku langsung ke Surga tanpa sempat menghirup hinanya dunia, tidak ada yang bisa mengubahnya.

2 hari sebelum lahiran, janinku bergerak terus ke bawah. Menekan berkali-kali kandung kemih. Setelah itu, (Allah.. sungguh berat mengingatnya) perutku bergerak kencang. Yang di dalam seperti sedang mengalami kejang-kejang. 😭😭 Bayangkanlah, berada di posisiku mengetahui bahwa itu tanda yang tidak baik, tapi Allah putuskan untukku tidak segera mengambil tindakan! Besar sekali rasa penyesalan yang kualami saat mengingat malam terakhir anakku hidup. BESAR SEKALI

Keesokan harinya, aku belum juga ke rumah sakit karena dari hasil pemeriksaan jantung dengan stetoskop, abahku menyimpulkan, jantungnya masih berdetak. "Hanya tidur saja anaknya", kata orang-orang. Iya, aku mengikuti perkataan mereka. Menutup telinga pada feeling yang mendesakku, "anak di kandunganmu ini, sudah tiada." 

Setiap hari, setiap waktu, janinku selalu bergerak. Geliatnya terasa geli. Tinjuan kaki, tangan atau mungkin sikunya, terasa lucu dan memancingku untuk makan. Lalu tiba-tiba tidak ada gerakan meskipun sudah kucolek-colek? Tidak ada sama sekali meskipun sudah kuberanikan diri mengangkat bagian kepalanya yang sudah siap di pintu keluar??? 

Dan aku masih bisa tertawa! Aku masih menyimpan harapan bertemu dengannya untuk menyusuinya. Menyimpan harapan berbungkus kegelisahan.

Benar. Antara feeling dan prasangka, memang tipis bedanya. Ya Allah... rasa SayangMu rupanya masih lebih besar dibanding diriku sebagai ibunya. Sekarang tak ada lagi kesedihan dan rasa sakit. Adiba, anakku. Selamat telah dipilih Allah menjadi penghuni Surga, nak. 

Makassar, Bukit Baruga.