Yang Bikin Tenang Saat Merasa Dimiliki Allah - Bagian 2

Hai, assalamu alaikum! Ini kali pertama aku nulis lagi setelah jeda hampir dua pekan. Kesibukan di rumah nenek ternyata lebih padat sehingga ketika ada waktu luang di siang hari, aku tidak punya energi lagi untuk menulis. Menulis butuh energi untuk berpikir kan? Nah, aku kalo siang otakku udah drain out, ngantuk, jadi sama sekali ga bisa dipakai kerja sama untuk mikir.

Baiklah, melanjutkan pembahasan tentang surah an Nas, kemarin aku udah sedikit menjelaskan apa yang spesial dari surah favorit ini. Sekarang aku akan masuk ke ayat pertama!


Qul audzu birabbinnaas. Katakanlah, aku berlindung kepada Tuhannya manusia.

Pertanyaan, mengapa Allah menyebutkan nama Rabb atau Tuhan terlebih dahulu, bukan Raja atau sembahan seperti di ayat 2 dan 3?

Ada yang tahu jawabannya? 

...

Baiklah, disclaimer dulu deh. Di al Quran itu, mulai dari susunan surah sampai susunan ayatNya, semua ada hikmah dan petunjuk yang menarik dari Allah. Kayak hidden gem. Jangankan susunan ayat, pemilihan huruf dan harakat pun ada maksudnya! Di sisi inilah yang membuatku selalu takjub dan sangat ingin mempelajari bahasa Arab al Quran! Menantang dan menyenangkan untuk dipelajari. Sungguh!

Oke, mari kita bersama-sama mencari hikmah dari susunan nama Allah di surah an Nas.

Di ayat pertama, Rabb berarti pemilik.
Ayat kedua, Malik artinya Raja.
Dan ayat ketiga Ilah artinya Sembahan.

Kalian tentu menyadari bahwa ada urutan di asma Allah tersebut. Ayat pertama pemilik. Kita semua bisa memiliki sesuatu meski hakikatnya tetap milik Allah. Hanya saja ya kalau di dunia kita ditanya, ini hp siapa di atas meja? Kita bakal jawab, punyaku! 

Kan? Jadi, semua manusia punya privilege untuk memiliki.

Lanjut di ayat kedua, Raja. Di dunia, berapa banyak sih yang bisa jadi raja? Atau presiden deh. Cuma beberapa orang kan? Ga semua punya kelebihan untuk memiliki takhta sebagai raja :) Nah disini, beberapa manusia sudah tereliminasi. Selanjutnya kalian pasti sudah tahu apa makna dari penempatan Ilah di ayat ketiga.

Tepat!

Yang bisa dan satu-satunya yang pantas menjadi Tuhan, hanya Allah azza wa jalla.

Dari berbagai aspek kebutuhan kita, mulai yang paling luas cakupannya sampai yang hanya bisa 1 saja cakupannya, Allah provide semuanya. Itulah salah satu hikmah mengapa Rabb pertama disebutkan, karena nama ini paling luas cakupannya.

Kata Rabb sendiri bisa bermakna purify atau pemurnian. Akar katanya sama dengan riba yang berarti tumbuh. Seperti tanaman yang ditanam mulai dari biji lalu berubah menjadi kecambah sampai tumbuh besar dan berbuah. Ini adalah sebuah proses. 

Allah disebut Rabb karena ingin mengajarkan kita bahwa di dunia tidak ada yang instan. Allah memaksa diri kita untuk melakukan sebuah proses. Dan salah satu sifat Rabb adalah selama proses, Allah terus membersamai kita.

Kata Rabb juga berarti menyiram yang dalam bahasa Arab tarbiyah. Masih menggunakan analogi tanaman, kebutuhan air setiap tanaman itu berbeda-beda dan kita tidak bisa memberikan langsung semua kebutuhannya dalam satu kali siram. 

Itu artinya, Allah dalam memberikan sesuatu selalu dalam keadaan pas. Sama dengan seseorang yang menyiram tanaman perlahan, agar tidak membusuk dan mati.

Maknanya juga sama dengan kata 'orangtua', Rabbayani. Orangtua adalah seorang yang harus memiliki sifat Rabb itu sendiri. Memenuhi kebutuhan anak, merawatnya, dan memberikan yang dibutuhkan dalam takaran pas.

Mari kita bayangkan bagaimana posisi anak yang sudah dirawat, diberi makan, dipenuhi kebutuhan sekolahnya dll, lalu saat dewasa sang anak menolak keberadaan orangtua. Ia merasa independen, tak butuh lagi sosok murobbi. Namun dalam keadaan sulit dan susah, anak tersebut akan kembali pada orangtuanya.

Perlakuan tersebut, sama seperti manusia dalam memperlakukan Allah. Karena itu dalam ayat 1, ada kata qul. Kita disuruh mengucapkan bahwa Allah adalah Rabbi, segera menyadari siapa yang mengurus dan memenuhi kebutuhan kita, agar terinstall kembali dalam diri bahwa Allah adalah owner kita. Di sisi lain, pemberian kata qul untuk menghilangkan arogansi dalam diri, seolah memaksa kita untuk humble, benar-benar merasa butuh dengan Allah.

Situasi ini sama dengan kita sebagai orangtua. Apabila ada anak yanf memerlukan bantuan ringan, kita tentu ga serta merta menuhin permintannya sampai dia mengucapkan, 'ibu, minta tolong.' Tujuannya biar sang anak sadar dengan posisinya, bahwa dia adalah seorang anak, dan ibu adalah orangtua yang posisinya lebih tinggi darinya.

Begitulah analogi ayat 1. Sebenarnya ya, Allah itu tahu, peka sama kebutuhan kita. Tapi Allah ingin kita sadar bahwa kita adalah seorang hamba, maka meminta pun seharusnya dengan mengiba-ngiba, memuji dengan nama-nama baikNya.

Sekarang kita lanjut di ayat berikutnya: a'udzu. Kata ini berasal dari uwadz yang berarti nempel. Kita analogikan saja kata ini dengan lumut yang menempel di batu. Apabila lumut itu tidak menempel lagi, dia akan kering dan mati.

Jadi, ketika kita mengatakan qul audzu birabbinnaas, seolah-olah kita bilang ke Allah, "ya Allah aku pengen nempel padaMu. Kalau aku tidak nempel padaMu ya Rabb aku akan jadi apa? Kalau aku tidak berlindung kepada Engkau ya Rabb aku pasti akan mati, sirna dan hilang." 

Deep banget ya maknanya :( Seperti itulah harusnya perasaan kita saat mengucapkan surah ini atau ketika mengucapkan audzubillahi minasysyaithaanirrajiim.

Kita harus memaknai bahwa kita ingin dekat pada Allah. Kita pengen dekat sedekat-sedekatnya dengan Allah sehingga mendapat perlindungan dariNya. 

Kenapa perlu memaknai sampai segitunya?

Ya bayangkan ada seseorang meminta perlindungan pada kita. Dia memaksa minta masuk ke dalam rumah kita untuk berlindung, sementara dia adalah orang asing, ga kenal sama sekali. Karena orang tersebut ga dekat dengan kita, tentu berat untuk memberikan bantuan untuknya. Jadi, saat kita ingin perlindungan dariNya, kita harus meminta agar dapat mendekat denganNya.

Sampai disini tadabburku ayat 1 surah an Nas sudah selesai. Tentu masih baaanyaaak yang bisa digali dari yang sudah aku sampaikan. Semoga kalian tertarik untuk mencari tahu dan melakukan refleksi dari bacaan al Quranmu sendiri. Kujamin akan sangat menyenankan dan bikin hati menghangat :) sebab kebaikan yang Allah berikan terlampau melimpah.