Kenali Karakter Anak 3 Tahun untuk Hidup Lebih Damai


Perubahan emosi di usia batita dapat dijadikan latihan yang baik sebagai persiapan sewaktu anak memasuki usia remaja. Bila anak terlihat menggemaskan dan riang gembira di awal lalu menangis semenit kemudian, kemungkinan besar ia sedang menghadapi kesulitan terhadap memenuhi keinginannya yang jauh melebihi kemampuannya. Ia frustasi. Namun frustasi dan bereksperimen merupakan bagian esensial dari proses pembelajaran. Memberi batita kesempatan untuk memahami sesuatu sendiri dan menahan diri untuk membantunya adalah penting.

Memasuki tahun kedua, perkembangan perasaan separation anxiety semakin baik dan batita mulai memahami bahwa ia adalah individu yang terpisah dari anak. Ini adalah konsep yang sulit dipahami anak dan kemungkinan besar, perubahan cara pandang dunia ini akan menggelisahkan si kecil. Pemahaman bahwa anda san dirinya adalah dua orang yang berbeda, benar-benar sangat mengubah hidup dan pikirannya. Ketidakpastian dan kebingungan yang timbul merupakan sebagian alasan dibalik ledakan emosi dan fase pertumbuhan yang penuh tantangan. Kapan pun ini terjadi selagi persepsi baru tentang diri dibentuk, anaknperlu mencari tahu apa yang mampu ia lakukan dan pengaruh tindakannya terhadap anda. Itu sebabnya ia mulai menguji batasan-batasan anda. Ia tidak sedang bersikap nakal! Ia sedang belajar tentang sebab akibat, aksi dan reaksi. Ia sedang bereksperimen. Dengan memahami iji anda dapat tenang dan mengalihkan perhatian si kecil alih-alih memarahinya. Puji dan peluklah ia. Ingat, di usia ini ingatan batita belum cukup kuat untuk mengingat hal hal yang anda ingin ia lakukan. Naluri keingintahuannya masih selalu mendominasi. Akan tetapi, anda dapat menggunakan perintah positif disertasi dengan banyak pelukan dan pujian bagi tingkah laku yang anda ingin ia kembangkan. Cobalah untuk lebih tidak menghiraukan tingkah laju buruknya. Secara bertahap si kecil akan mengerti maksud anda. Gunakanlah pengalih perhatian. Di kisaran usia ini perhatian batita mudah sekali dialihkan. Daripada melarangnya mengacak-ngacak isi tas, berikan ia tas khusus untuk ia mainkan lalu pujilah.

Saat batita mulai mendefinisikan nya sebagai individu terpisah, ia akan sangat positif terhadap mainannya. Si buah hati membutuhkan tanpa perkembangan selanjutnya untuk mengerti bahwa berbagi itu aman. Cara mengajarnya adalah dengan mengajak si kecil berkumpul dengan batita lain yang mainannya adalah milik semua anak.

Jika pukulan diberikan semata-mata karena anak tidak bertingkah laku sesuai keinginan anda, maka prinsip itulah yang akan dia pegang. Tidak heran bila nantinya si kecil akan memukul anak lain yang mengganggunya. Usia ini belum mengerti tingkah laku baik buruk sehingga ia tidak akan mampu mengambil pelajaran dari hukuman fisik. Ia juga belum punya pengertian bahwa bila anda memukul agar dia dapat merasakan bagaimana rasanya dipukul, saling berhubungan. Ia masih terlalu muda untuk memahami perasaan atau motivasi anda. Ia justru malah menyimpulkan bahwa anda menyakitinya.

Bagaimanapun juga, memukul anak adalah bentuk kekerasan. Ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang agresif. Pikirkan baik-baik. Jika kekerasan dan pukulan tidak bisa diterima dalam dunia orang dewasa, apakah hal itu bisa dianggap tepat bagi bayi dan anak-anak yang merupakan anggota masyarakat paling rapuh???? Penanganan terbaik adalah berjongkok untuk menenangkan.

Perasaan anak mungkin berubah-ubah tapi jangan memberi julukan seperti pemalu, cerewet atau menjengkelkan. Julukan dapat melekat dan memengaruhi cara anak melihat dirinya sendiri sewaktu bertumbuh.

Bersamaan dengan bertumbuhnya pemahaman batita, muncul ketakutan yang irasional. Perkembangan ini sangat umum. Cobalah untuk bersimpati dan pada saat yang sama tunjukkan bahwa anda tidak takut. Memberikan kelapangan pada rasa takutnya bukan berarti kita menyerah dengan fobianya atau memperburuknya. Ingat llah, bahwa batita tidak bisa merasionalkan ketakutannya. Ia perlu percaya diri sehingga ketakutan masa kecil yang umum dan normal akan hilang secara alamiah.

Semua batita kadang terlibat dalam perang keinginan di tahap tertentu. Mereka menjadi penentang. Menghadapi perilaku seperti ini, tetaplah tenang dan gunakan teknik pengalihan perhatian. Hindari terjebak masuk dalam perang tersebut dan jangan ikutan berteriak.