Kehadiran Perdana Tikus Imut di Rumah Kami

Sungguh qadarullah wa maasyaafa'ala

Pekan yang sudah kusiapkan untuk lebih produktif dengan menurunkan ekspektasi pencapaian habit di bullet journal, mengurangi target bulan ini dan penuh semangat menyambut soal-soal numerasi di buku TPA untuk persiapan tes lanjut pendidikan lagi, InsyaaAllah. Semuanya harus dialih fungsikan dengan beristirahat karena demam dan flu yang menyerang.

Semalam di hari Senin, aku mulai merasakan suhu tubuhku naik. Karena merasa sakit, aku tidur-tiduran saja di ruang tengah. Tahu-tahu pas bangun, jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tak lama berselang, aku mendengar suara hewan melompat masuk ke rumah lewat jendela ruang tamu, kuasumsikan itu adalah kucing karena suara jendela yang lumayan heboh.

Dengan suasana hening, dimana hanya aku yang sadar, aku memilih untuk tetap diam seperti patung. Menunggu hewan tersebut menampakkan diri baik-baik. Beberapa saat kemudian, aku melihat ekor abu-abu bergerak sana sini di sekitar kasur ruang tengah tempatku tidur. Fix, itu kucing. Batinku. Apa yang harus kulakukan? Meskipun ekornya sudah terungkap, aku masih tak berani bertukar pandang dengan kucing tersebut. 

Perang batin terus terjadi, aku tak mau membuat kehebohan tapi tak ingin ada kucing tinggal di dalam rumah. Bersamaan dengan perang batin, aku mulai memupuk kesal pada kucing yang mengganggu tidurku. Kehebohan yang dibuatnya tidak sampai disitu, dia bahkan melakukan atraksi di dapur. 

Aku mulai tak sabar, segera kubangunkan adikku Ayyub untuk mengusir kucing tersebut. Dengan sigap, aku membuka pintu pagar dan menunggu Ayyub keluar membawa kucing. Tak muncul-muncul juga si Ayyub. Akhirnya kutemui dia di dapur untuk mendengar dia mengatakan, "Kucingnya tidak ada."

Okay, that's great.

"Jadi maksudnya suara heboh yang kudengar dan lonceng di lehernya yang berbunyi, itu bukan kucing?" Tanyaku minta penjelasan. "Iya, kak. Itu tikus." Hah? "Ayyub, kulihat dengan jelas ekornya abu-abu! Dan suara loncengnya juga kedengaran!" Tekanku. Ayyub makin yakin juga dan mulai gelisah ingin melanjutkan tidurnya. "Bukan, kak! Itu tikus besar! Dia tadi lewat di bawah kakiku." 

Aku menatapnya nanar.

Baiklah, kalau begitu mari kita lupakan apa yang terjadi. Ga ada tikus pun sebesar gajah, punya ekor berbulu lebat seperti kucing peliharaan. Ya, kucing yang masuk dan mengganggu ini adalah peliharaan orang. Entah siapa yang punya, kucing itu kini menjadi tamu langganan kami, dan aku memutuskan untuk memecat dia jadi pelanggan, mulai hari itu!

Kami akhirnya kembali ke posisi masing-masing. 

Lalu dengan baik hatinya, kandung kemihku menagih ingin mengeluarkan hajat. Sungguh pemilihan waktu yang tepat sebab aku bukan anak pemberani. 😭 Adikku yang lain, Ima, kubangunkan ia yang tertidur lelap di kamar. Minta ditemani buang air kecil. Dengan sedikit pemaksaan, Ima akhirnya mau menemani meskipun tidak tepat di depan pintu kamar mandi.

Setelah hajat terpenuhi, kami kembali ke posisi masing-masing. :)))

Sambil menikmati alunan lonceng kucing, :)))))) aku mencoba berbagi cerita dengan suami. Thanks to him, sebab perkataannya ini, "Tidak ada jin paling lemah selain dia pasti menampakkan diri diluar wujud aslinya", MEMBUATKU MAKIN TAK BISA LELAPPPP.

Itu artinya yang kulihat dan kudengar hingga saat ini, cuma JIN????? Are you seriousss???? Ga bisa banget deh, huhu. Imajinasiku semakin liar dan menambah sulit kemampuanku tidur. Sekian menit kulewati dengan mencekam, hingga aku berpikir untuk memutar murottal demi ketenangan hati. 

Alhamdulillah, berusaha mendalami makna firmanNya, mengeboost perasaan tenang hingga akhirnya aku berhasil tertidur. ❤

Paginya, seperti yang bisa kalian duga, hipotesaku benar kucing itu ada di dapur. Entah sembunyi dimana ia semalam, yang jelas keesokan harinya dia berlari keluar dari rumah tunggang langgang. 

Kupikir malam heboh itu sudah tamat, rupanya masih berlanjut dengan kehadiran tikus di kamarku. 😭

Sungguh aku ingin menyudahi kisah ini. Terlalu menyebalkan untuk ditulis dan pikiranku gemas sekali ingin mewujudkan imajinasi memukul keras-keras kepala tikus tersebut dengan besi tumpul. Luar biasa GEMAS!!!!! 


Intinya, setiap malam hingga kini, tikus itu hadir mencari rezeki di rumah kami. Berlembar-lembar dus susu telah terpakai untuk memerangkap tikus diatas lem. Sayangnya tapi juga untungnya, yang terjerat adalah para cicak tak bermoral yang sering lalu lalang tanpa permisi di lantai dapur. 

GAAAAAH!

Sekian dulu lah potongan tikus dan Omicron. Aku sampai tak membahas sedikitpun si Omicron. :) Yah semoga Allah menjaga kita semua dari penyakit ini, penyakit berbahaya, penyakit menular dan penyakit yang menjijikkan, wahai Rabb sebaik-baik pelindung, aamiin aamiin aamiin yaa rabbal 'alamiin.